Jumat, 25 Mei 2012

ANCOL BEACH CITY

Haiii, apa kabar ?

Untuk Liburan hari kamis tanggal 17 Mei 2012 kemarin ada  kesempatan pergi ke Pantai Ancol :)

Berhubung tanggung bulan nih, Ancol adalah pilihan tepat untuk menghabiskan liburan yang panjang.

Kita ga hanya bisa ke Dufan, untuk teman-teman yang mepet uangnya bisa main-main ke pantainya.

Rute hematnya nih, kalau dari Blok M kita bisa naik Trans Jakarta ke arah kota, kita turun di harmoni, lalu dari

Harmoni kita bisa naik ke arah Ancol, cukup dengan Rp 3500,- saja bisa sampai ancol :D

Untuk masuk Ancol kita cukup membayar dengan Rp 15.000,- mau sampe malem juga boleh deh,,, tapi

inget ya Busway tutup jam 21.00.

Dengan bermodalkan Kamera DSLR , ataupun Kamera Pocket juga boleh, kita bisa puas ambil foto disana,

 mau di dermaga atau pantainya.

Oiya kita juga bisa naik perahu keliling Ancol cukup dengan bayar Rp 10.000,-

Nah untuk informasi lebih jauh lagi, ini ada beberapa kutipan yang berguna :

Ancol Jakarta Baycity, tempat rekreasi keluarga terbesar di Asia Tenggara ini, agaknya semakin enak dipandang mata dan dinikmati fasilitasnya. Salah satunya Pantai Festival yang letaknya berdekatan dengan Pantai Marina, di Fantai Festival ini, selain kita bisa duduk-duduk dengan nyaman di tepi pantai dengan alam pemandangan laut lepas. Juga kita bisa naik perahu yang tersedia dan disewakan bagi para pengunjung demi menikmati nuansa alam laut nan indah. Atau kita juga bisa bersantai dengan keluarga dengan menyewa tenda-tenda, Suasana seperti ini jelas berbeda dan sungguh menggembirakan. Tak Cuma itu, kita juga bisa naik Gondola dari Pantai Festival ini mengelilingi wilayah Ancol Jakarta Baycity, dan menikmati suasana dari atas.

Untuk kebutuhan akomodasi para pengunjung, Taman & Pantai tentunya juga telah mengupayakan fasilitas untuk sarana makan dan minum. Bahkan juga menyediakan cinderamata khas Taman Impian. Sarana makan minum ini digelar dari berupa kios-kios kecil hingga restauran besar, dengan pilihan berbagai masakan dan minuman. Jadi, Anda dan keluarga tidak perlu khawatir untuk kebutuhan yang satu ini


http://www.ancol.com/tamanpantai/pantaifestival

http://www.ancol.com/












Jumat, 20 April 2012

MUSEUM BANK INDONESIA


Museum Bank Indonesia adalah sebuah museum di JakartaIndonesia yang terletak di Jl. Pintu Besar Utara No.3, Jakarta Barat (depan stasiun Beos Kota), dengan menempati area bekas gedung Bank Indonesia Kota yang merupakan cagar budaya peninggalan De Javasche Bank yang beraliran neo-klasikal, dipadu dengan pengaruh lokal, dan dibangun pertama kali pada tahun 1828.
Museum ini menyajikan informasi peran Bank Indonesia dalam perjalanan sejarah bangsa yang dimulai sejak sebelum kedatangan bangsa barat di Nusantara hingga terbentuknya Bank Indonesia pada tahun 1953 dan kebijakan-kebijakan Bank Indonesia, meliputi pula latar belakang dan dampak kebijakan Bank Indonesia bagi masyarakat sampai dengan tahun 2005. Penyajiannya dikemas sedemikian rupa dengan memanfaatkan teknologi modern dan multi media, seperti display elektronik, panel statik, televisi plasma, dan diorama sehingga menciptakan kenyamanan pengunjung dalam menikmati Museum Bank Indonesia. Selain itu terdapat pula fakta dan koleksi benda bersejarah pada masa sebelum terbentuknya Bank Indonesia, seperti pada masa kerajaan-kerajaan Nusantara, antara lain berupa koleksi uang numismatik yang ditampilkan juga secara menarik.
Peresmian Museum Bank Indonesia dilakukan melalui dua tahap, yaitu peresmian tahap I dan mulai dibuka untuk masyarakat (soft opening) pada tanggal 15 Desember 2006 oleh Gubernur Bank Indonesiasaat itu, Burhanuddin Abdullah, dan peresmian tahap II (grand opening) oleh Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono, pada tanggal 21 Juli 2009.
Museum Bank Indonesia buka setiap hari kecuali Senin dan hari libur nasional dan mengunjunginya tidak dipungut biaya.

        









Jumat, 06 Januari 2012

EKSPLORASI BATIK ALA EDWARD HUTABARAT

img




Jakarta - Reflections, merupakan tema yang diusung desainer Edward Hutabarat untuk peragaan terbarunya. Bertempat di ballroom Sampoerna Strategic Square (27/07/2011), 100 busana diperagakan dalam merayakan 30 tahun berkarya dari sang desainer.

Dalam konferensi pers yang berlangsung sebelum acara, sang desainer menceritakan pengalamannya dalam melihat proses pengerjaan batik yang dilakukan wanita pengrajin batik di daerah-daerah terpencil. Ia melihat kesabaran seorang wanita mulai dari proses menggambar, menorehkan lilin, hingga mencelup bisa dibilang tak ternilai nilai seninya.

Ia menceritakan proses 'daur ulang' kain batik yang tak terpakai menjadi sebuah karya patchwork yang akan ia tampilkan dalam koleksinya kali ini. Tak hanya itu, ia juga memperkenalkan batik 'Side A-Side B' yang bisa dikenakan dua sisi. Batiknya yang satu ini sebelumnya telah diperkenalkan di Jepang dan mendapat respon yang sangat baik.

Tema Reflections, yang berarti refleksi, sebuah kilas balik perjalanan karir Edward Hutabarat, diterjemahkan dalam koleksi bernuansa resort khas liburan musim panas. Eksplorasi batik pesisiran yakni Pekalongan, Cirebon dan Madura hadir dalam siluet vintage seperti atasan halter, rok A-line hingga hot pants.

Elemen oriental terasa dari kehadiran atasan berkerah cheongsam, namun uniknya ditabrakkan dengan siluet longgar khas kimono Jepang. Warna yang digunakan berbeda dengan batik kebanyakan. Kuat, ekspresif namun memiliki sense of softness yang menunjukkan cita rasa tersendiri.

Bukan Edward Hutabarat jika ia hanya memotong dan menjahit batik sesuai pola rancangan. Ia juga mencetak motif batik ke dalam beberapa kain sutra sifon melambai, sehingga lahirlah gaun malam ultra elegan bernuansa batik yang istimewa.

Aksesori khas liburan terlihat dari munculnya koleksi tote bag kulit warna cerah hingga anyaman rotan yang ditempelkan aplikasi flora. Sepatu wedges bermotif sarung dalam warna cerah membuat para model terlihat begitu jenjang dan nyaman berjalan di atas catwalk kayu dengan backdrop bambu yang disusun menjadi pagar raksasa.

Nadya Hutagalung yang menjadi ikon untuk koleksi ini, menuturkan antusiasmenya kepada wolipop. "Busananya begitu nyaman dan spesial. Wanita mana yang tidak akan tampil cantik memakai batiknya. Saya sangat bangga bisa diajak kerjasama sama dia."



sumber : www.wolipop.com


referensi : http://www.edwardhutabarat.com/

Rabu, 02 November 2011

Teater Imax Keong Mas

TEATER IMAX KEONG MAS



Teater Imax Keong Emas berbentuk keong raksasa, merupakan tempat pemutaran dan pertunjukan film khusus dengan teknologi canggih, didirikan atas prakarsa lbu Tien Soeharto, dan mulai dioperasikan pada tanggal 20 April 1984.

Gedung teater yang sangat khas ini dimaksudkan sebagai sarana rekreasi yang mendidik guna memperkenalkan kekayaan alam dan budaya bangsa melalui tanyangan film layar raksasa dengan menggunakan kecanggihan teknologi sinematografi modem Proyektor IMAX.

Menonton film di teater ini, penonton serasa ikut berada di dalamnya dan ikut pula berperan sebagai pemain.

Teknologi film imax menunjukkan kecanggihan dan kemampuannya untuk menimbulkan daya tarik kuat yang membuat penonton berdecak kagum.

Beberapa film tersedia untuk diputar, antara lain film Indonesia Indah I, Indonesia Indah II  (Anak-anak Indonesia), Indonesia Indah III (Indonesia Untaian Manikam di Khatulistiwa), dan Indonesia Indah IV (Aku Bangga Menjadi Anak Indonesia). Semuanya menunjukkan keindahan lingkungan, kekayaan alam, dan keragaman budaya Indonesia.

Dalam perkembangan selanjutnya pemutaran film tidak hanya menampilkan film-film seri Indonesia Indah saja, namun juga diselingi pemutaran film-film impor yang bernuansa pendidikan dengan tema-tema hiburan, ilmu pengetahuan dan teknologi, serta tema-tema lingkungan hidup. Sejak tahun 1984 Teater Imax Keong Emas telah memutar 20 judul film impor dengan masa sewa antara 1 dan 2 tahun. Film-film itu antara lain To FlySpeedBlue PlanetThe Living SeaForces of NatureT-RexThe First Emperor of ChinaIsland Adventure, dan Mistic India. Pada tahun 2004, teater ini mampu meng-upgrade sistem dan sekaligus memutar film IMAX DMR (Digital Re-Mastering), yakni teknologi revolusioner yang memungkinkan transfer film laga format 35 mm ke dalam IMAX EXPERIENCE 70 mm.


Sumber : www.tamanmini.com


Rabu, 26 Oktober 2011

Uniknya Museum Gajah :)

UNIKNYA MUSEUM GAJAH :)




Museum Nasional Republik Indonesia adalah salah satu wujud pengaruh Eropa, terutama semangat Abad Pencerahan, yang muncul pada sekitar abad 18. Gedung ini dibangun pada tahun 1862 oleh Pemerintah Belanda di bawah Gubernur-Jendral JCM Radermacher sebagai respons adanya perhimpunan Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen yang bertujuan menelaah riset-riset ilmiah di Hindia Belanda. Museum ini diresmikan pada tahun 1868, tapi secara institusi cikal bakal Museum ini lahir tahun 1778, tepatnya tanggal 24 April, pada saat pembentukan Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen oleh pemerintah Belanda. Radermacher menyumbang sebuah gedung yang bertempat di Jalan Kalibesar beserta dengan koleksi buku dan benda-benda budaya sehingga menjadi dasar untuk pendirian museum.
Di masa pemerintahan Inggris di bawah pimpinan Sir Thomas Stamford Raffles (1811-1816), yang juga berlaku sebagai Direktur dari Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen memerintahkan pembangunan gedung baru yang terletak di Jalan Majapahit No.3. Gedung ini digunakan sebagai museum dan ruang pertemuan untuk Literary Society (dahulu bernama "Societeit de Harmonie".) Gedung ini sekarang berada di kompleks Sekretariat Negara.
Di tahun 1862, setelah koleksi memenuhi museum di Jalan Majapahit, pemerintah Hindia-Belanda mendirikan gedung baru yang berlokasi di Jalan Merdeka Barat No.12. Gedung ini dibuka untuk umum pada tahun 1868.
Museum Nasional dikenal sebagai Museum Gajah sejak dihadiahkannya patung gajah perunggu oleh Raja Chulalongkorn dari Thailand pada 1871. Tetapi pada 28 Mei 1979, namanya resmi menjadi Museum Nasional Republik Indonesia. Kemudian pada 17 September 1962, Lembaga Kebudayaan Indonesia yang mengelolanya, menyerahkan Museum kepada pemerintah Republik Indonesia. Sejak itu pengelolaan museum resmi oleh Direktorat Jendral Sejarah dan Arkeologi, di bawah Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Tetapi mulai tahun 2005, Museum Nasional berada di bawah pengelolaan Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata.
Catatan di website Museum Nasional Republik Indonesia pada tahun 2001 menunjukkan bahwa koleksinya telah mencapai 109.342 buah. Jumlah koleksi itulah yang membuat museum ini dikenal sebagai yang terlengkap di Indonesia. Pada tahun 2006 jumlah koleksinya sudah melebihi 140.000 buah, tapi baru sepertiganya saja yang dapat diperlihatkan kepada khalayak.
Museum ini terletak di Jalan Merdeka Barat.

Bangunan Museum Nasional

[sunting] Koleksi Museum Nasional

Arca Adityawarman sebagai Bhairawa, salah satu kekayaan koleksi masa Hindu-Buddha.
Gambar Prasasti dari Singosari, Malang bertarikh tahun 1351 Masehi. Prasasti yang merupakan koleksi Museum yang juga dikenal sebagai Museum Gajah ini, terkenal karena menyebut nama Mada yang kemungkinan berkaitan dengan tokoh Gajah Mada.
Museum Gajah banyak mengkoleksi benda-benda kuno dari seluruh Nusantara. Antara lain yang termasuk koleksi adalah arca-arca kuno, prasasti, benda-benda kuna lainnya dan barang-barang kerajinan. Koleksi-koleksi tersebut dikategorisasikan ke dalam etnografi, perunggu, prasejarah, keramik, tekstil, numismatik, relik sejarah, dan benda berharga.
Sebelum gedung Perpustakaan Nasional RI yang terletak di Jalan Salemba 27, Jakarta Pusat didirikan, koleksi Museum Gajah termasuk naskah-naskah manuskrip kuno. Naskah-naskah tersebut dan koleksi perpustakaan Museum Gajah kini disimpan di Perpustakaan Nasional.
Sumber koleksi banyak berasal dari penggalian arkeologis, hibah kolektor sejak masa Hindia Belanda dan pembelian. Koleksi keramik dan koleksi etnografi Indonesia di museum ini terbanyak dan terlengkap di dunia. Museum ini merupakan museum pertama dan terbesar di Asia Tenggara.
Koleksi yang menarik adalah Patung Bhairawa patung yang tertinggi di Museum Nasional dengan tinggi 414 cm ini merupakan manifestasi dari Dewa Lokeswara atau Awalokiteswara, yang merupakan perwujudan Boddhisatwa (pancaran Buddha) di bumi. Patung ini berupa laki-laki berdiri diatas mayat dan deretan tengkorak serta memegang cangkir dari tengkorak di tangan kiri dan keris pendek dengan gaya Arab ditangan kanannya, ditemukan di Padang Roco, Sumatra Barat. Diperkirakan patung ini berasal dari abad ke 13 - 14. Koleksi arca Buddha tertua di Museum ini berupa arca Buddha Dipangkara yang terbuat dari perunggu, disimpan dalam ruang perunggu dalam kotak kaca tersendiri, berbeda nasibnya dengan arca Buddha, arca Hindu tertua di Nusantara, yaitu Wisnu Cibuaya (sekitar 4M) terletak di ruang arca batu tanpa teks label dan terhalang oleh arca Ganesha dari candi Banon.

[sunting] Pemeliharaan Koleksi

Celengan Majapahit dari Trowulan, Jawa Timur.
Pada 1960an, pernah terjadi pencurian koleksi emas yang dilakukan oleh kelompok pimpinan Kusni Kasdut. Pada 1979 terjadi pula pencurian koleksi uang logam. Pada 1987 beberapa koleksi keramik senilai Rp. 1,5 milyar. Dan pada 1996 pencurian lukisan yang bisa ditemukan kembali di Singapura.
Hal ini menyadarkan pengelola bahwa keamanan adalah faktor penting untuk menjaga koleksi. Karena itu museum dilengkapi dengan alarm, kamera pengaman, dan 17 petugas keamanan.
Kondisi koleksi dijaga dengan ketat dengan usaha konservasi. Terutama adalah koleksi dari kertas yang butuh penanganan hati-hati. Seringkali bagian koleksi yag rusak diganti dengan bahan tiruan. Meskipun hal ini mengurangi otentisitas, tetapi tetap mempertimbangkan sisi estetika dan bentuk asli karya yang dikonservasi. Sering pula ditemui usaha rekonstruksi untuk mengganti koleksi yang rusak parah.
Secara umum, hal ini memperlihatkan sikap umum museum di kebanyakan wilayah Asia yang lebih mengutamakan restorasi daripada menjaga ontentisitas

sumber : wikipedia.com


untuk keterangan lebih lanjut silahkan kunjungi website nya :)

Senin, 24 Oktober 2011

Indahnya Jakarta dan Kota Tua

Dibalik hiruk pikuk nya kota Jakarta, ada indahnya Kota Tua yang menjadi favorit bagi siapa saja yang berkunjung kesana :)
Mungkin beberapa dari anda belum pernah mendengar apa dan dimana Kota Tua tua itu, untuk kalian yang belum pernah berkunjung kesana, ada beberapa info yang mungkin bisa membantu anda tentang Kota Tua dan sekitar nya...









JAKARTA, KOMPAS.com – Dirjen Pengembangaan Destinasi Kemenbudpar Firmansyah Rahim mengatakan Kota Tua Jakarta masuk dalam program DMO (Destination Management Organization). Hal ini berarti Kota Tua Jakarta perlu peningkatan dalam manajemen destinasi untuk menjadikan Kota Tua Jakarta sebagai daya tarik wisata terhebat di Jakarta.
Kalau bisa di dunia. Kota Tua Jakarta itu harus jadi daya tarik wisata terhebat.
-- Firmansyah
"Kalau bisa di dunia. Kota Tua Jakarta itu harus jadi daya tarik wisata terhebat," ungkap Firmansyah, Rabu (3/8/2011). Ia menambahkan selain sebagai daya tarik wisata, rencananya Kota Tua Jakarta akan didaftarkan ke UNESCO di tahun 2015 sebagai living heritage old city.
Oleh karena itu, Kota Tua Jakarta difokuskan pada pengembangan destinasi bersifat heritage. Sejalan dengan konsep DMO yang menyatukan semua lapisan masyarakat dalam mengembangkan suatu destinasi wisata, pihaknya pun berharap pengembangan tersebut dapat memberi manfaat kepada masyarakat sekitar.
"Jadi bisa narik wisatawan, sebagai warisan dunia, tapi juga bermanfaat bagi masyarakat," kata Firmansyah.
Sebelumnya, Kemenbudpar dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta meresmikan pembukaan program DMO, Jumat (22/7/2011) di Museum Bank Mandiri, Kawasan Kota Tua Jakarta. Dalam acara yang bernama Kick Off DMO Kota Tua Jakarta ini, bertujuan untuk menginformasikan kepada masyarakat, bahwa pada tahun 2015 nanti, Kawasan Kota Tua akan menjadi destinasi pariwisata yang mampu bersaing secara global.
Pada acara tersebut, hadir para stakeholder yang terdiri dari pemerintah, BUMN, BUMS, komunitas atau LSM, masyarakat lokal  pemerhati kawasan kota tua dan wisatawan ini. Mereka juga mendeklarasikan lima komitmen dan tekad, yang akan dilakukan untuk mewujudkan kawasan kota tua sebagai world heritage.
Firmansyah menuturkan bahwa program pengembangan wisata Kota Tua ini merupakan salah satu titik dari 15 titik yang sudah dilakukan di kawasan Indonesia lainnya seperti Danau Toba, Pangandaran, Borobudur, Bali, Bromo, Bunaken dan Kota Tua ini.
“Khusus untuk di kawasan kota tua ini yang ditonjolkan adalah wisata heritage, tentu dengan kontribusi dari seluruh stakeholder untuk saling bersinergi, dan kota tua sebagai heritage akan terselamatkan dari kerusakan," katanya.
Ia menuturkan dalam rangka  merealisasikan program DMO ini, tentunya pemerintah membuat langkah-langkah konkret yang sudah dirancang. Pada tahap awal yakni membentuk kesamaan persepsi, komitmen dan kesadaran dari para stakeholder. Lalu, pada tahap berikutnya membentuk LWG (Local Working Group) yang terdiri atas perwakilan masing-masing dari setiap stakeholder. Kemudian dijadikan struktur organisasi DMO. Tentu membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mewujudkan semua kegiatan tersebut.
“Partisipasi masyarakat dari kawasan Kota Tua ini dapat dikatakan relatif cepat karena mereka sudah memiliki aktivitas mandiri dengan memperlihatkan produk budaya lokal yang lebih menunjulkan nilai-nilai kultural,” kata Prof Dr M Tuwana Marjuka sebagai fasilitator program DMO.
Sehingga diperlukan sikap optimis dan kesiapan bersama dalam mengelola kawasan Kota Tua. Menurut Marjuka, caranya adalah dengan memenuhi setiap aspek kriteria yang ditentukan oleh UNESCO, demi terwujudnya Kota Tua sebagai destinasi pariwisata  yang mendunia lima tahun ke depan. (M16-11)

sumber : kompas.com 




Rabu, 12 Oktober 2011

Jakarta

JAKARTA



Sekilas tentang Jakarta dan sekitarnya,,

Daerah Khusus Ibukota Jakarta (DKI Jakarta, Jakarta Raya) adalah ibu kota negara Indonesia. Jakarta merupakan satu-satunya kota di Indonesia yang memiliki status setingkat provinsi. Jakarta terletak di bagian barat laut Pulau Jawa. Dahulu pernah dikenal dengan nama Sunda Kelapa (sebelum 1527), Jayakarta (1527-1619), Batavia/Batauia, atau Jaccatra (1619-1942), dan Djakarta (1942-1972). Jakarta memiliki luas sekitar 661,52 km² (lautan: 6.977,5 km²), dengan penduduk berjumlah 9.588.198 jiwa (2010).[5] Wilayah metropolitan Jakarta (Jabotabek) yang berpenduduk sekitar 28 juta jiwa,[6] merupakan metropolitan terbesar di Indonesia atau urutan keenam dunia.

Jakarta dan bahasanya

Jakarta merupakan daerah tujuan urbanisasi berbagai ras di dunia dan berbagai suku bangsa di Indonesia, untuk itu diperlukan bahasa komunikasi yang biasa digunakan dalam perdagangan pada masa lampau yaitu bahasa Melayu. Penduduk asli yang berbahasa Sunda pun akhirnya menggunakan bahasa Melayu tersebut.
Walau demikian, masih banyak nama daerah dan nama sungai yang masih tetap dipertahankan dalam bahasa Sunda seperti kata Ancol, Pancoran, Cilandak, Ciliwung, Cideng (yang berasal dari Cihideung dan kemudian berubah menjadi Cideung dan terakhir menjadi Cideng), dan lain-lain yang masih sesuai dengan penamaan yang digambarkan dalam naskah kuno Bujangga Manik[23] yang saat ini disimpan di perpustakaan Bodleian, Oxford, Inggris.
Meskipun bahasa formal yang digunakan di Jakarta adalah Bahasa Indonesia, bahasa informal atau bahasa percakapan sehari-hari adalah Bahasa Melayu dialek Betawi. Untuk penduduk asli di Kampung Jatinegara Kaum, mereka masih kukuh menggunakan bahasa leluhur mereka yaitu bahasa Sunda.
Bahasa daerah juga digunakan oleh para penduduk yang berasal dari daerah lain, seperti Jawa, Sunda, Minang, Batak, Madura, Bugis, dan juga Tionghoa. Hal demikian terjadi karena Jakarta adalah tempat berbagai suku bangsa bertemu. Untuk berkomunikasi antar berbagai suku bangsa, digunakan Bahasa Indonesia.
Selain itu, muncul juga bahasa gaul yang tumbuh di kalangan anak muda dengan kata-kata yang kadang-kadang dicampur dengan bahasa asing. Beberapa contoh penggunaan bahasa ini adalah Please dong ah!, Lebay!, E.G.P. (Emang Gue Pikirin) Cape deh!, dan So what gitu loh!.
Bahasa Inggris merupakan bahasa asing yang paling banyak digunakan, terutama untuk kepentingan diplomatik, pendidikan, dan bisnis. Bahasa Mandarin juga menjadi bahasa asing yang banyak digunakan, terutama di kalangan pebisnis Tionghoa.

Jakarta dan Budayanya
Budaya Jakarta merupakan budaya mestizo, atau sebuah campuran budaya dari beragam etnis. Sejak zaman Belanda, Jakarta merupakan ibu kota Indonesia yang menarik pendatang dari dalam dan luar Nusantara. Suku-suku yang mendiami Jakarta antara lain, Jawa, Sunda, Minang, Batak, dan Bugis. Selain dari penduduk Nusantara, budaya Jakarta juga banyak menyerap dari budaya luar, seperti budaya Arab, Tiongkok, India, dan Portugis.

Jakarta dan Transportasinya

Trans Jakarta

Sejak tahun 2004, Pemerintah Daerah DKI Jakarta telah menghadirkan layanan transportasi umum yang dikenal dengan TransJakarta. Layanan ini menggunakan bus AC dan halte yang berada di jalur khusus. Saat ini ada sepuluh koridor Transjakarta yang telah beroperasi, yaitu :
Kereta Listrik

Selain bus kota, angkutan kota, dan bus Transjakarta, sarana transportasi andalan masyarakat Jakarta adalah kereta listrik atau yang biasa dikenal dengan KRL Jabotabek. Kereta listrik ini beroperasi dari pagi hari hingga malam hari, melayani masyrakat penglaju yang bertempat tinggal di seputaran Jabotabek. Ada beberapa jalur kereta listrik, yakni
  • Jalur Jakarta Kota - Bogor, lewat Gambir, Manggarai, Pasar Minggu, dan Depok
  • Jalur Jakarta Kota - Bekasi/Cikarang, lewat Pasar Senen, Jatinegara, dan Cakung
  • Jalur Jakarta Kota - Tangerang, lewat Angke, Cengkareng, dan Poris.
  • Jalur Jakarta Kota - Serpong, lewat Angke, Tanah Abang, dan Kebayoran Lama.
  • Jalur Tanah Abang - Bogor, lewat Sudirman, Manggarai, Pasar Minggu, dan Depok.
  • Jalur Tanah Abang - Bekasi, lewat Sudirman, Manggarai, Jatinegara, dan Cakung.
  • Jalur Tanjung Priok - Bekasi, lewat Pasar Senen, Jatinegara, dan Cakung.
  • Jalur Manggarai - Serpong, lewat Sudirman, Tanah Abang, Kebayoran Lama.
  • Jalur Lingkar, lewat Jakarta Kota, Pasar Senen, Jatinegara, Manggarai, dan Tanah Abang
 (Sumber : Wikipedia)

Semoga beberapa dari Informasi ini berguna bagi anda yang sedang atau akan Ke Jakarta. Tidak ingin membahas terlalu dalam, hanya ingin sekedar berbagi tentang indahnya Jakarta dibalik "Liar " nya kota Jakarta. :)