Mungkin beberapa dari anda belum pernah mendengar apa dan dimana Kota Tua tua itu, untuk kalian yang belum pernah berkunjung kesana, ada beberapa info yang mungkin bisa membantu anda tentang Kota Tua dan sekitar nya...
JAKARTA, KOMPAS.com – Dirjen Pengembangaan Destinasi Kemenbudpar Firmansyah Rahim mengatakan Kota Tua Jakarta masuk dalam program DMO (Destination Management Organization). Hal ini berarti Kota Tua Jakarta perlu peningkatan dalam manajemen destinasi untuk menjadikan Kota Tua Jakarta sebagai daya tarik wisata terhebat di Jakarta.
Kalau bisa di dunia. Kota Tua Jakarta itu harus jadi daya tarik wisata terhebat.
-- Firmansyah
Oleh karena itu, Kota Tua Jakarta difokuskan pada pengembangan destinasi bersifat heritage. Sejalan dengan konsep DMO yang menyatukan semua lapisan masyarakat dalam mengembangkan suatu destinasi wisata, pihaknya pun berharap pengembangan tersebut dapat memberi manfaat kepada masyarakat sekitar.
"Jadi bisa narik wisatawan, sebagai warisan dunia, tapi juga bermanfaat bagi masyarakat," kata Firmansyah.
Sebelumnya, Kemenbudpar dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta meresmikan pembukaan program DMO, Jumat (22/7/2011) di Museum Bank Mandiri, Kawasan Kota Tua Jakarta. Dalam acara yang bernama Kick Off DMO Kota Tua Jakarta ini, bertujuan untuk menginformasikan kepada masyarakat, bahwa pada tahun 2015 nanti, Kawasan Kota Tua akan menjadi destinasi pariwisata yang mampu bersaing secara global.
Pada acara tersebut, hadir para stakeholder yang terdiri dari pemerintah, BUMN, BUMS, komunitas atau LSM, masyarakat lokal pemerhati kawasan kota tua dan wisatawan ini. Mereka juga mendeklarasikan lima komitmen dan tekad, yang akan dilakukan untuk mewujudkan kawasan kota tua sebagai world heritage.
Firmansyah menuturkan bahwa program pengembangan wisata Kota Tua ini merupakan salah satu titik dari 15 titik yang sudah dilakukan di kawasan Indonesia lainnya seperti Danau Toba, Pangandaran, Borobudur, Bali, Bromo, Bunaken dan Kota Tua ini.
“Khusus untuk di kawasan kota tua ini yang ditonjolkan adalah wisata heritage, tentu dengan kontribusi dari seluruh stakeholder untuk saling bersinergi, dan kota tua sebagai heritage akan terselamatkan dari kerusakan," katanya.
Ia menuturkan dalam rangka merealisasikan program DMO ini, tentunya pemerintah membuat langkah-langkah konkret yang sudah dirancang. Pada tahap awal yakni membentuk kesamaan persepsi, komitmen dan kesadaran dari para stakeholder. Lalu, pada tahap berikutnya membentuk LWG (Local Working Group) yang terdiri atas perwakilan masing-masing dari setiap stakeholder. Kemudian dijadikan struktur organisasi DMO. Tentu membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mewujudkan semua kegiatan tersebut.
“Partisipasi masyarakat dari kawasan Kota Tua ini dapat dikatakan relatif cepat karena mereka sudah memiliki aktivitas mandiri dengan memperlihatkan produk budaya lokal yang lebih menunjulkan nilai-nilai kultural,” kata Prof Dr M Tuwana Marjuka sebagai fasilitator program DMO.
Sehingga diperlukan sikap optimis dan kesiapan bersama dalam mengelola kawasan Kota Tua. Menurut Marjuka, caranya adalah dengan memenuhi setiap aspek kriteria yang ditentukan oleh UNESCO, demi terwujudnya Kota Tua sebagai destinasi pariwisata yang mendunia lima tahun ke depan. (M16-11)
sumber : kompas.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar